Proses Kehamilan dalam Islam
Kehamilan pasti menjadi menjadi momen yang paling dinantikan bagi seorang wanita. Terlebih bagi wanita yang sudah menikah dan belum segera dikaruniai momongan. Menanti buah hati setiap bulan dengan perasaan campur aduk penuh harap sekaligus penuh kepasrahan.
Mungkin mudah bagi mereka yang memiliki uang lebih. Sehingga bisa segera melakukan program kehamilan dengan mulai berkonsultasi ke dokter kandungan. Namun bagi yang memiliki perekonomian cukup, bisa memilih alternatif program kehamilan lain.
Misalnya saja melalui konsumsi makanan dan minuman tertentu yang dipercaya dan terbukti mampu memperlancar kehamilan. Seperti madu promil, kurma muda, bubuk zuriat, susu promil, atau lain sebagainya yang sudah banyak beredar di pasaran.
Meski ikhtiar dengan selalu berusaha untuk bisa memiliki momongan harus dilakukan. Namun, ada baiknya juga untuk menelisik lebih dalam bagaimana kehamilan tersebut berasal. Supaya dalam menjalani hari-hari yang penuh penantian tetap bisa diiringi dengan keimanan yang mantap kepada Sang Pencipta.
Berikut salah satu ayat Al Qur'an yang rasanya nyess banget tentang kehamilan.
اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تُمْنُوْنَۗ
Artinya: Wahai manusia, apa pendapat kalian tentang air mani yang kalian pancarkan ke dalam rahim perempuan? (QS. Al Waqiah: 58)
Dari ayat tersebut, seakan ditegaskan tentang penciptaan manusia sesungguhnya. Proses kehamilan tentu tidak akan terjadi jika air mani laki-laki tidak bisa dipancarkan ke dalam rahim perempuan. Tapi di balik semua itu tentu ada banyak campur tangan Tuhan agar janin bisa tercipta.
Tak hanya tercipta, janin juga mengalami perubahan-perubahan yang luar biasa, baik secara bentuk maupun aktivitasnya. Bahkan pada usia 16 pekan atau 4 bulan, janin mengalami peristiwa yang luar biasa dalam kandungan ibu.
Peristiwa tersebut yakni ditiupkannya ruh kepada janin. Sebagaimana hadist menerangkan, "Sesungguhnya tiap-tiap kamu dibentuk dalam perut ibunya 40 hari berbentuk nutfah (tetesan air), kemudian menjadi alaqah (segumpal darah) selama 40 hari, kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) selama 40 hari, kemudian dikirimkan kepadanya malaikat meniupkan ruh."
Betapa luar biasanya proses kehamilan ini. Maka sangatlah wajar jika seorang wanita tengah menjalani proses kehamilan, dirinya seperti berada pada keajaiban luar biasa. Malah, terdapat ganjaran luar biasa jika seorang wanita meninggal dalam kondisi hamil maupun melahirkan.
Perjuangan hebat dalam keimanan sempurna. Mungkin begitu maksud Tuhan menggambarkan proses kehamilan. Sehingga proses kehamilan juga dikisahkan dalam Al Qur'an dengan keadaan yang menakjubkan.
Pertama, kisah kehamilan seorang wanita yang sudah menopause. Beliau adalah istri dari Nabi Ibrahim yang bernama Sarah. Kisah kehamilan ini diabadikan dalam surat Al Hijr ayat 51-56 dan surat Al Hud ayat 69-73.
Kedua, kisah kehamilan seorang wanita yang mandul. Beliau adalah istri dari Nabi Zakariya yang bernama Hanan. Kisah kehamilan ini diabadikan dalam surat Maryam ayat 7-8.
Ketiga, kisah kehamilan seorang wanita suci yang tidak pernah tersentuh oleh lelaki manapun. Beliau adalah Sayyidah Maryam yang tak bersuami. Kisah ini diabadikan dalam surat Maryam ayat 19-21.
Setiap kisah kehamilan dalam Al Qur'an tentu tidak terlepas dari hikmah dan pesan yang ingin disampaikan kepada seluruh umat manusia. Bahwa siapa lagi yang Maha Berkuasa dan Maha Menciptakan selain Allah.
Segala macam kemustahilan dan ketidakmungkinan nyatanya bisa dilakukan hanya dengan satu kehendak Tuhan. Maka hendaklah kisah tersebut menjadi penguat keimanan dan penyemangat untuk tetap memiliki pikiran yang positif.
Memiliki buah hati bukan hanya persoalan medis tetapi juga takdir yang telah Tuhan gariskan. Jikalau takdir itu tidak berpihak, masih ada doa yang harus selalu terpanjat agar takdir tersebut mampu berubah. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia.
Oleh karenanya, proses kehamilan hendaknya diikhtiarkan tidak hanya secara ragawi tapi juga jiwa dan ruh yang selalu berpasrah dan bertawakal. Tetap semangat para pejuang garis dua kehamilan. Semoga Allah perkenankan menitipkan buah hati pada rahim-rahim yang sedang menanti.
Sungguh luar biasa perjuangan seorang ibu, dari sejak mengandung, melahirkan, bahkan membesarkan si anak.
BalasHapus