Berubah menjadi bersyukur

    Semester 6 hampir selesai. Masa-masa ini pasti aku rindukan. Rasanya semua berbeda dan telah banyak berubah. Aku, kamu, dan kita. Awalnya, aku hanya gadis biasa yang belum mengenal apapun. Meskipun sekarang aku masih sama yaitu gadis biasa tapi aku tahu, jauh di dalam hati dan pikiranku aku sudah lebih matang. Hari ini, Bundo bilang aku tetap sama seperti pertama kali dia kenalan dengan aku. Yap... Aku memang tidak menyukai perubahan. Buat aku perubahan itu menyakitkan, dan mungkin itulah salah satu alasan kenapa hidupku begitu datar. Aku bahagia dengan apa yang aku miliki sekarang meskipun terkadang aku ingin seperti Gogo, yang selalu bisa berbagi dengan si Endutnya, ingin seperti Via dengan kehebatan kepemimpinannya, ingin seperti Meta yang kreatif dan disukai banyak orang, ingin seperti Colay yang jago nulis, ingin seperti Andrian yang pintar, ingin seperti Septi yang bisa menaklukan Bpk Tirta, ingin seperti Adiknya Bang Nizar yang bisa exchange ke luar negeri, ingin seperti kak Puji yang bisa lulus dengan pujian, ingin bisa seperti Nisa yang sholehah dan anggun, ingin seperti Lila yang pintar dan gaul, dan ingin seperti Ibu yang tegar dan sabar.
    Hidupku diwarnai oleh mereka semua, tapi apakah aku memberikan warna untuk mereka? Rasanya hatiku mendadak sakit dan perih ketika aku harus memikirkan hal ini. Aku mungkin tidak berarti untuk siapapun mereka semua yang aku inginkan. Tapi yang pasti aku sangat berarti untuk satu wanita yaitu Ibu. Aku adalah doa untuknya. Jadi, aku harus bisa menjadi doa yang baik.
    Terkadang aku merasa kehilangan tanpa aku tahu apa yang aku miliki. Aku merasa sepi tanpa tahu apa yang membuat hidupku ramai. Aku merasa sendiri, tanpa tahu banyak orang menyayangiku. Ingin rasanya ada seseorang yang selalu bilang akan selalu ada disampingku selama-lamanya. Meskipun aku tahu sudah ada Zat yang lebih hebat yang selalu menemaniku. Mungkin aku lupa bahwa aku tidak akan pernah sendiri. Aku selalu lupa bersyukur dan bersyukur. Sepertinya aku harus selalu menulis untuk hanya menulis apa yang harus aku syukuri. Bukan apa yang membuat aku selalu ingin.
    Ya. Aku harus tanamkan dalam diriku untuk selalu menulis rasa syukur. Aku akan bersyukur dan bersyukur. Karena aku yakin mereka yang aku inginkan pasti selalu bisa bersyukur makanya mereka menjadi orang-rang yang terlihat istimewa dimataku.
    Oke. mulai dari sekarang aku harus menulis apa yang harus aku syukuri. Bersyukur. Bersyukur, dan bersyukur. Semangat bersyukur...:D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran