Cowok Boti yang Meresahkan
Masih hangat diperbincangkan publik tentang wanita yang mendapati suaminya berselingkuh dengan laki-laki. Berkat berita tersebut, rupanya banyak juga wanita lain di tengah kita yang mengalami nasib serupa. Mereka menikah dengan laki-laki yang ternyata memiliki penyimpangan seksual. Bahkan kerap disebut 'cowok boti'.
Mudah saja jika kita ingin menyebut fenomena ini sebagai salah satu tanda akhir zaman. Alih-alih, berpikir bahwa kejadian ini nyatanya sudah ada sejak zaman para nabi terdahulu. Meskipun tak sedikit orang yang menampik bahwa kisah tersebut hanyalah dongeng semata. padahal telah ditemukan bukti keberadaan kaum laknat itu.
Oh, memang mata manusia mudah sekali tertipu. Apalagi jika sudah dibutakan oleh nafsu. Bukti nyata yang terang benderang keberadaannya seakan berlalu bagai debu terhempas bulu. Namun tidak perlu risau, kebenaran hakiki tidak akan pernah hilang walau terkubur dalam. Kita hanya perlu sabar menunggu bahwa tangan Tuhan akan menemukan jalan takdirnya.
Kembali pada fenomena yang meresahkan ini. Apakah kita biarkan saja dengan dalih sudah akhir zaman? Rasa-rasanya, naluri kita sebagai manusia tidak mungkin pasrah begitu. Manusia secara naluri telah diciptakan untuk terus mencari jalan keluar dari suatu kesulitan. Insting untuk mempertahankan diri hingga menjaga generasi mutlak melekat tanpa tapi.
Dari sanalah kita mulai beranjak untuk mendapatkan solusi. Mungkin mereka yang memiliki kelainan seksual pun melakukan hal yang sama. Memang begitu adanya sudut pandnag kebenaran tapi sudut pandang kebenaran hakiki adalah yang bersumber dari Tuhan, Sang Pencipta Alam.
Jadi jelas bahwa menyukai sesama jenis adalah pelanggaran. Mungkin tak pantas lagi disebut sebagai kelainan saja. Sebab, ini sudah menyalahi aturan dan kodrat manusia untuk diciptakan.
Lantas kenapa mereka justru berjuang atas nama hak asasi. Ah, rasanya semakin mengerikan saja. Kenapa pikiran di otak mereka tidak dicuci dengan sabun mandi? Supaya bebas dari kotoran maksudnya. Apakah tidak bisa kalau mereka berpikir bahwa kesukaan mereka terhadap sesama jenis adalah ujian? Dan ujian ini haruslah mereka lewati. Bukan malah terperosok mengikuti nafsu birahi.
Mungkinkah akal mereka mati untuk hal ini? Atau berubahlah seperti binatang yang tak mampu lagi berpikir jernih layaknya manusia.
Komentar
Posting Komentar