Tujuan hidup
Akhir-akhir ini aku sering berpikir tentang apa yang ingin dicapai dalam hidup ini. Ketika aku baru diputuskan lulus sebagai seorang sarjana, aku juga berpikir mengenai hal itu hingga aku serasa mati karna tidak berhasil menemukannya. Lantas, bagaimana dengan kalian? Apakah sudah menemukan tujuan hidup kalian?
Tujuan hidup ternyata sangat penting, meskipun dalam prosesnya harus lebih diutamakan dari pada mencapai hasilnya. Seperti seorang keeper sesuai namanya bertujuan menjaga gawang dari serangan bola yang akan masuk. Lalu bagaimana dengan kita?
Ternyata mudah untuk mengetahuinya. Insya Allah...semoga ini adalah benar yang dimaksudkan Allah untuk kita. Terutama untuk aku pribadi. Sebelumnya kita harus tau apa peran kita di dunia ini. Kalau aku. Aku tentu saja adalah hamba Allah. Selain itu, aku juga seorang anak dengan hanya satu orang tua yaitu ibu dan satu adik yang masih harus aku jaga. Just it. Simple but not simply.
Sekarang untuk melihat tujuannya yaitu aku harus mencari ridho Allah, gimana caranya? Ya tentu dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Berusaha untuk terus hijrah ke tempat yang lebih baik. Sampai akhirnya bisa mendapatkan ridho-Nya, kata ustad sih kalo kita masuk neraka selama Allah ridho biarlah itu terjadi. Lalu bagaimana dengan tujuanku sebagai anak dan kakak?
Aku juga harus melakukan yang terbaik untuk mereka. Menyediakan tempat yang nyaman dan berusaha memenuhi segala kebutuhannya dengan cara yang halal. Bekerja pada tempat yang halal. Bisa punya rumah yang sehat dan aman. Kendaraan untuk membawa mereka berlibur atau ke rumah sakit. Uang jaga jika ada kebutuhan mendadak seperti sakit. Ini sangat dibutuhkan mengingat ibuku sudah semakin tua.
Waktu yang semakin sedikit ini semoga Allah bisa memberikan aku kesempatan untuk membahagiakannya. Aamiiiinn... adikku juga harus mendapat pendidikan yang layak setidaknya sepertiku. Karena aku tidak mau almarhum bapak merasa terbebani dengan kesempatan untuk menyekolahkan adik yang belum tuntas.
Jika Allah mengijinkan Insya Allah aku akan menggantikan Bapak. Lalu bagaimana dengan diriku? Aku juga seorang wanita biasa. Aku juga tidak mau menikah terlalu lama mengingat kondisi anakku nanti. Tapi biarlah Allah yang memilihkannya untukku. Aku hanya perlu menyelesaikan bagaianku secara maksimal. Selebihnya biarkan Allah yang berjalan.
Jadi bagaimana bisa aku saat ini tidak memiliki tujuan. Tujuanku sangat banyak. Bahkan aku harus tetap hidup 30-40 tahun lagi untuk bisa melihat cucuku berlarian di halaman rumahku. Saat itu, mungkin aku akan sangat sedih karena tidak bisa bersama ibu lagi. Makanya, aku harus bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Bismillahirrahmanirrahim...
Aku, winda astuti, akan mulai semaksimal mungkin menjalankan dan menikmati tujuan hidupku. Sampai akhirnya Allah sendiri yang menghentikan langkahku. Aamiiiin...
Ternyata mudah untuk mengetahuinya. Insya Allah...semoga ini adalah benar yang dimaksudkan Allah untuk kita. Terutama untuk aku pribadi. Sebelumnya kita harus tau apa peran kita di dunia ini. Kalau aku. Aku tentu saja adalah hamba Allah. Selain itu, aku juga seorang anak dengan hanya satu orang tua yaitu ibu dan satu adik yang masih harus aku jaga. Just it. Simple but not simply.
Sekarang untuk melihat tujuannya yaitu aku harus mencari ridho Allah, gimana caranya? Ya tentu dengan melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Berusaha untuk terus hijrah ke tempat yang lebih baik. Sampai akhirnya bisa mendapatkan ridho-Nya, kata ustad sih kalo kita masuk neraka selama Allah ridho biarlah itu terjadi. Lalu bagaimana dengan tujuanku sebagai anak dan kakak?
Aku juga harus melakukan yang terbaik untuk mereka. Menyediakan tempat yang nyaman dan berusaha memenuhi segala kebutuhannya dengan cara yang halal. Bekerja pada tempat yang halal. Bisa punya rumah yang sehat dan aman. Kendaraan untuk membawa mereka berlibur atau ke rumah sakit. Uang jaga jika ada kebutuhan mendadak seperti sakit. Ini sangat dibutuhkan mengingat ibuku sudah semakin tua.
Waktu yang semakin sedikit ini semoga Allah bisa memberikan aku kesempatan untuk membahagiakannya. Aamiiiinn... adikku juga harus mendapat pendidikan yang layak setidaknya sepertiku. Karena aku tidak mau almarhum bapak merasa terbebani dengan kesempatan untuk menyekolahkan adik yang belum tuntas.
Jika Allah mengijinkan Insya Allah aku akan menggantikan Bapak. Lalu bagaimana dengan diriku? Aku juga seorang wanita biasa. Aku juga tidak mau menikah terlalu lama mengingat kondisi anakku nanti. Tapi biarlah Allah yang memilihkannya untukku. Aku hanya perlu menyelesaikan bagaianku secara maksimal. Selebihnya biarkan Allah yang berjalan.
Jadi bagaimana bisa aku saat ini tidak memiliki tujuan. Tujuanku sangat banyak. Bahkan aku harus tetap hidup 30-40 tahun lagi untuk bisa melihat cucuku berlarian di halaman rumahku. Saat itu, mungkin aku akan sangat sedih karena tidak bisa bersama ibu lagi. Makanya, aku harus bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Bismillahirrahmanirrahim...
Aku, winda astuti, akan mulai semaksimal mungkin menjalankan dan menikmati tujuan hidupku. Sampai akhirnya Allah sendiri yang menghentikan langkahku. Aamiiiin...
Komentar
Posting Komentar