Suasana disini

    Setiap pagi aku membiarkan wajahku tersapu hembusan angis pagi yang sejuk dan bersih. Aku suka. Sangat suka. Aku senang berada disini. Damai. Tentram. Tapi apakah akan bertahan lama? Seandainya, aku hanya hidup untuk diriku sendiri aku rela hidup dan tinggal lama disini. Bahkan satu demi satu karyawan disini mulai pergi. Rasanya sedih melihat satu persatu dari mereka pulang. Meskiun aku belum mengenal mereka tapi merasakan semakin sepinya camp ini membuatku rindu rumah.
    Aku ingin sekali mengabdi pada negeriku yang lemah ini. Hutanku yang indah tidak ditangani dengan serius dan penuh cinta. Ahhh... Sepertinya aku ingin menangis melihat betapa mereka tidak mempedulikan besarnya erosi yang terjadi, sedimentasi yang tinggi, penggerukan pinggiran sungai, dan permasalahan penanaman di lokasi bekas bengkel.
    Aku akan mendedikasikan diriku untuk bekerja di bidang kehutanan apapun itu. Jika aku ditakdirkan untuk hidup dalam ruang terisolir seperti ini aku ikhlas dengan adanya keluargaku disini. Setidaknya suamiku berada disini. Karena bekerja di tempat terisolir seperti ini sangat rentan dengan fitnah dan gosip-gosip manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab. Aku tidak ingin hal itu menimpaku jadi aku harus bisa menjaga diriku baik-baik. Kalaupun aku harus tinggal di tempat seperti ini aku ingin tetap bersama seseorang yang muhrim untukku. Amiiiinnn...
   Jika Engkau Tuhan menghendaki aku untuk ikut berkontribusi di jalan ini, bantulah aku, yakinkan aku, arahkan aku dengan tepat, hingga aku sadar bahwa ini memang yang terbaik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran