menyita waktu
Haduh,, gawat nih.. Saya sedang terserang virus merah jambu, teman-teman.... Melihat jejaring sosial kemudian melihat tanda hijau tanda dia sedang tersambung, malah berharap dia akan menchat saya. Sepertinya itu sesuatu yang tidak mungkin. Kenapa saya jadi mengharapkan dia? Masa lalu.... Seandainya dia melihat saya yang selalu menunggu dia? So sad...
Tapi hari tetap berganti kawan. Dunia terus berputar. Roda kehidupan juga terus berjalan. Saya dengan perasaan ini terus mengalami penurunan. Saya sepertinya harus membenarkan bahwa cinta harus terjalin karena komunikasi. Saat ini. Detik ini. Saya mengakui bahwa virus ini memang bisa menyerang siapa saja termasuk saya.
Sekarang dia sudah berlalu meskipun terkadang masih mengharapkan dia datang walau hanya sekedar menyapa bahkan seuntai senyumanpun tidak apa-apa. Kini ada yang hadir lagi, memberi suasana baru. Memberi kenangan manis. Memberi tawa, canda, susah, senang, malu, takut, lucu, senyum-senyum sendiri, dan entah perasaan apa ini yang selalu membuat hatiku berdebar.
Inikah cinta baru itu? Entahlah.. Yang aku tahu saat ini, aku selalu rindu berada didekatnya. Aku selalu rindu memergokinya sedang melihatku. heeemmm.... Aneh. Secara logika tidak seharusnya dia memiliki perasaan apapun dengan ku. Inilah yang aku takutkan. Cinta ini hanya aku sendiri saja yang merasakan.
Dilain pihak. Aku suka. Aku suka melihatnya mengeluarkan mimik-mimik lucu. Aku suka melihatnya memandangku dengan mata besarnya. Aku suka melihatnya membantuku. Aku suka melihatnya ikut campur uruanku. Aku suka melihatnya.... Suka... Suka.....Suka.... Anak kecil banget yah keadaan saya saat ini. Tapi ini benar-benar yang sedang saya rasakan.
Ketimbang "Juz", yang ini jauh lebih menarik perhatian saya. Lantas bagaimana dengan "Juz"? Seandainya kita diberi kesempatan untuk bisa sering berkomunikasi mungkin saya tidak akan pernah tertarik dengannya. Masalahnya adalah mata besar ini selalu ada disetiap hari saya. Interaksi kami lebih sering terjalin dibandingkan dengn "Juz". Jauh dilubuk hati saya. Saya lebih memilih kamu "Juz". Saya mau yang menjadi ayah dri anak-anak saya adalah orang seperti kamu. Kamu yang bisa mengajarkan agama dan Tuhan. Kamu yang bisa membuka kelapangan ketika sempit. Kamu yang selalu bisa memecahkan masalah dengan pikiran logis. Kamu yang bisa menjadi imam untuk saya.
Meski demikian, jalan kita terlalu sulit. Sebenarnya saya yang terlalu lemah sehingga tidak bisa beristiqomah pada menjaga hati ini untukmu. Kita memang sring bertemmu dan itu sudah membuat hati saya berdesir, tapi saya butuh lebih dari itu. Saya sadar kamu terlalu indah untuk saya. Tapi saya juga terlalu luar biasa untuk kamu. Ingin rasanya saya dan kamu bisa ngobrol saja, tapi ternyata itu mustahil. Padahal ada banyak cara yang bisa membuat momen tersebut. Mungkin kita tidak berjodoh?
Sebenarnya saya tidak ingin seperti ini. Mengharapkan yang tidak pasti untuk datang secara pasti. Itulah sebabnya saya benci terserang virus ini. Virus yang tidak merusak apapun tapi menimbulkan sakit hati. Cukup sudah waktu saya terbuang untuk kalian. Masih banyak cita-cita yang ingin saya dapatkan. Menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Kalian pergilah dari hadapan saya sekarang. Pergilah dari pikiran saya. Pergilah dari omongan kosong tentang cinta.
Mulai saat ini saya tidak akan menjadi wanita seperti wanita lainnya dimuka bumi. Saya tidak akan memberikan hati saya pada siapapun kecuali suami saya. Entah itu mata besar, "Juz", maupun masa lalu. Kini saya hanya harus menanti 1000 pria melamar saya karena saya adalah manusia cerdas yang berhasil mewujudkan mimpi saya, sehingga manusia-manusia itu tau keberadaan saya dan mengharapakan saya untuk menjadi ibu-ibu dari anak mereka. Amiiiinn...ya Allah..
Tapi hari tetap berganti kawan. Dunia terus berputar. Roda kehidupan juga terus berjalan. Saya dengan perasaan ini terus mengalami penurunan. Saya sepertinya harus membenarkan bahwa cinta harus terjalin karena komunikasi. Saat ini. Detik ini. Saya mengakui bahwa virus ini memang bisa menyerang siapa saja termasuk saya.
Sekarang dia sudah berlalu meskipun terkadang masih mengharapkan dia datang walau hanya sekedar menyapa bahkan seuntai senyumanpun tidak apa-apa. Kini ada yang hadir lagi, memberi suasana baru. Memberi kenangan manis. Memberi tawa, canda, susah, senang, malu, takut, lucu, senyum-senyum sendiri, dan entah perasaan apa ini yang selalu membuat hatiku berdebar.
Inikah cinta baru itu? Entahlah.. Yang aku tahu saat ini, aku selalu rindu berada didekatnya. Aku selalu rindu memergokinya sedang melihatku. heeemmm.... Aneh. Secara logika tidak seharusnya dia memiliki perasaan apapun dengan ku. Inilah yang aku takutkan. Cinta ini hanya aku sendiri saja yang merasakan.
Dilain pihak. Aku suka. Aku suka melihatnya mengeluarkan mimik-mimik lucu. Aku suka melihatnya memandangku dengan mata besarnya. Aku suka melihatnya membantuku. Aku suka melihatnya ikut campur uruanku. Aku suka melihatnya.... Suka... Suka.....Suka.... Anak kecil banget yah keadaan saya saat ini. Tapi ini benar-benar yang sedang saya rasakan.
Ketimbang "Juz", yang ini jauh lebih menarik perhatian saya. Lantas bagaimana dengan "Juz"? Seandainya kita diberi kesempatan untuk bisa sering berkomunikasi mungkin saya tidak akan pernah tertarik dengannya. Masalahnya adalah mata besar ini selalu ada disetiap hari saya. Interaksi kami lebih sering terjalin dibandingkan dengn "Juz". Jauh dilubuk hati saya. Saya lebih memilih kamu "Juz". Saya mau yang menjadi ayah dri anak-anak saya adalah orang seperti kamu. Kamu yang bisa mengajarkan agama dan Tuhan. Kamu yang bisa membuka kelapangan ketika sempit. Kamu yang selalu bisa memecahkan masalah dengan pikiran logis. Kamu yang bisa menjadi imam untuk saya.
Meski demikian, jalan kita terlalu sulit. Sebenarnya saya yang terlalu lemah sehingga tidak bisa beristiqomah pada menjaga hati ini untukmu. Kita memang sring bertemmu dan itu sudah membuat hati saya berdesir, tapi saya butuh lebih dari itu. Saya sadar kamu terlalu indah untuk saya. Tapi saya juga terlalu luar biasa untuk kamu. Ingin rasanya saya dan kamu bisa ngobrol saja, tapi ternyata itu mustahil. Padahal ada banyak cara yang bisa membuat momen tersebut. Mungkin kita tidak berjodoh?
Sebenarnya saya tidak ingin seperti ini. Mengharapkan yang tidak pasti untuk datang secara pasti. Itulah sebabnya saya benci terserang virus ini. Virus yang tidak merusak apapun tapi menimbulkan sakit hati. Cukup sudah waktu saya terbuang untuk kalian. Masih banyak cita-cita yang ingin saya dapatkan. Menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Kalian pergilah dari hadapan saya sekarang. Pergilah dari pikiran saya. Pergilah dari omongan kosong tentang cinta.
Mulai saat ini saya tidak akan menjadi wanita seperti wanita lainnya dimuka bumi. Saya tidak akan memberikan hati saya pada siapapun kecuali suami saya. Entah itu mata besar, "Juz", maupun masa lalu. Kini saya hanya harus menanti 1000 pria melamar saya karena saya adalah manusia cerdas yang berhasil mewujudkan mimpi saya, sehingga manusia-manusia itu tau keberadaan saya dan mengharapakan saya untuk menjadi ibu-ibu dari anak mereka. Amiiiinn...ya Allah..
Komentar
Posting Komentar