Membangun Cinta Luar Biasa
Cerita ini akan segera dibukukan. Dan insyaa Allah juga akan segera difilmkan.
Ada sebuah lirik lagu yang membuat saya cukup tergelitik. Kira-kira begini liriknya;
'Lebih baik bangun cinta. Daripada jatuh cinta. Jatuh itu sakit. Bangun itu semangat.'
Ada yang tahu atau pernah dengar lagunya? Meresapi lirik ini saya jadi benar-benar paham setelah menikah.
Apa itu jatuh cinta dan bangun cinta? Dua kata dengan makna yang jauh berbeda.
----------
Kreekk!
Suara pintu jendela terbuka. Udara dingin langsung menyeruak masuk.
"Hik... hik..." suara isak tangis Kanza masih terdengar lirih.
Padahal dia sudah menutup mulut rapat-rapat dengan kedua telapak tangan. Nihil. Nyatanya, suara itu masih terdengar Hilman yang masih terlelap di balik selimut tebal.
Tak ingin membuat suaminya terbangun, Kanza segera mengeluarkan kepala hingga leher melalui jendela. Lalu membiarkan angin pagi yang masih gelap gulita menerpa wajah dan mengikhlaskan air matanya mengering dari pipi.
"Ayo Za! Semangaaat! Bismillah. Bismillah. Bismillah!" pekik Kanza dalam hati setelah terpaan angin membawa larut kesedihannya.
Kini Kanza sudah larut dalam rutinitas pagi. Sejak dipersunting Hilman setahun lalu, aktivitas Kanza nyaris tak berubah.
Bangun pukul 4 pagi. Lanjut mandi dan melaksanakan beberapa rakaat shalat sunnah sembari menunggu adzan Subuh. Setelah itu, dia sudah sibuk bergulat di dapur.
Sementara Hilman, aktivitasnya setelah menikah juga nyaris tak berubah. Beberapa kali tidurnya harus terganggu karena dibangunkan Kanza untuk mandi lalu shalat. Namun, dia tetap lebih memilih menarik selimutnya semakin dalam.
"Yang, ayo bangun! Mandi lalu shalat. Nanti kamu kesiangan loh berangkat kerja," ucap Kanza sambil menarik selimut dari atas wajah Hilman yang masih tertidur pulas.
Beberapa kali Kanza mencoba membangunkan Hilman. Beberapa kali juga Hilman tetap bergeming. Putus asa? Tidak!
Kanza punya seribu cara untuk membuat Hilman terjaga dari tidur. Mulai dari menarik seluruh selimut dari tubuh Hilman agar hawa dingin langsung menusuk tubuh gemuk lelaki berusia 30 tahun itu. Hingga ide jahil melakukan panggilan ke nomor telepon Hilman yang praktis membuat suaminya terjaga sempurna.
Namun kali ini berbeda. Kanza tak akan menuruti cadangan ide jahil yang masih tersisa di otaknya. Dia justru menutup lagi selimut tebal ke atas wajah Hilman.
"Kalau tidak mau bangun ya sudah. Tidur saja selamanya!" ujar Kanza seraya meninggalkan Hilman.
Bersambung.
Komentar
Posting Komentar