Saat Kami Harus Kembali PadaMu

Setiap jiwa selalu mutlak menjadi hak-Nya. Siapa yang bisa menghadirkan cinta, benci dan amarah? Jiwa hanya bisa selalu meminta untuk terus didekatkan pada Rabb-Nya. Ketika perilaku dosa dilakukan, hanya ada satu cerminnya. Hati.

Hati tidak pernah berdusta apalagi berikrar menuhankan yang lainnya. Hati bisa jadi tertutup oleh dosa dalam perjalanannya. Siapa penyebabnya? Saat bencana dikata sebagai sistem alam yang bisa menimpa siapa saja, lalu dimana kepingan doa itu bermuara?

Salam terkasih untuk kalian yang sedang diuji. Kalian yang sedang diperingatkan. Dan, kalian yang sedang mencoba bangkit kembali dalam ketaatan.

Inilah kami, Tuhan! Hamba lemah yang dengan sedikit guncangan langsung porak-poranda semuanya. Semua harta yang kami kumpulkan bertahun-tahun lamanya. Semua kekuasaan yang kami agungkan di mata manusia.

Tuhan, maaf! Kami lupa mengingatmu. Kami sibuk bahwa kami kuasa atas hidup kami. Kami sibuk bekerja dan hidup agar bahagia dan sejahtera. Lalu kami lupa ingatan bahwa bisa jadi sedetik lagi kami mati. Habis sudah, Tuhan!

Percikan sakit ini entah kapan akan hilang lukanya. Pengharapan selalu kami tuturkan. Pada akhirnya semua atas kehendakMu. Maka lepaskanlah! Biar semua Engkau yang memiliki kuasa. Aku begini dan aku begitu biar Engkau yang mengatur semua yang terbaik.

Ikhlas. Pasrah. Doa. Pengharapan. Usaha. Lihat kami, Tuhan! Kami akan menjadi hamba yang jauh lebih taat. Bukan hanya selalu protes ini dan itu tapi berproses begini dan begitu. Kami ingin Engkau melihat kami, Tuhan! Lihat betapa kami selalu bersama saling mengingatkan tentangMu.

Doakan Palu Donggala
28 September 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EOA GOLD, Investasi Emas Dunia Akhirat

Mengenal Sereal Umbi Garut, Manfaat, dan Cara Mengonsumsi

Unlogic Birth dalam Al Quran