Aku Kembali
Sebuah bola melayang mengenai kepalaku. Aku terjaga. Mengusap bagian kepala yang terbentur. Seorang wanita muda bermata coklat besar menghampiriku. "Maafkan keponakan saya ya, Mas!" katanya sambil menarik bocah lelaki berusia lima tahun yang sedang memungut bola. "Ah... iya bukan masalah besar," jawabku sungkan. Sebenarnya aku ingin marah tapi mata coklat besarnya seperti menghipnotisku. Membuatku teringat pada kekasihku di kampung. Siti Aminah. Gadis polos itu selalu menungguku dengan setia. Padahal di kota aku sering main dengan wanita. Begitulah lelaki, bermain dengan wanita nakal untuk memuaskan nafsu dan hanya ingin kembali pulang pada wanita polos baik yang membuatnya tentram. Jangan merasa ini kejam dan tidak adil. Salah siapa kalian, para wanita, tidak bisa nakal dan polos dalam waktu bersamaan. Minimal kalian tahu kapan adrenalin kami, para pria, sedang terpacu. Seperti saat ini. "Hmm, hai boleh kenalan?" Aku sudah bangkit dan mendahul